
Kyiv, 24 Februari 2025- Volodymyr Zelensky, presiden Ukraina, pada Minggu (23/2) menyatakan siap melepas jabatannya asal negaranya bisa diterima menjadi anggota NATO
Berbicara kepada awak media, Zelenzky mengatakan dia bersedia melepaskan jabatan presiden jika untuk mencapai perdamaian Ukraina. “Saya dapat menukarnya denga keanggotaan NATO, jika ada persyaratan seperti itu.”
“Saya tidak tersinggung, tetapi seorang diktator pasti tersinggung,” jawab Zelensky menanggapi pertanyaan media terkait julukan diktator yang disematkan Trump kepadanya
Diketahui pada minggu lalu melalui Truth Social, presiden Amerika Serikat (AS) Donald Truth, menyebut Zelensky sebagai ‘diktator’. “Seorang diktator tanpa pemilu, Zelensky lebih baik bergerak cepat atau dia tidak punya negara yang tersisa,” tulisnya
baca juga: Sebut Zelensky Diktator, Trump Membuat Hubungan AS-Ukraina Memanas
“Saya fokus pada keamanan Ukraina saat ini, bukan 20 tahun lagi. Saya tidak akan berkuasa selama beberapa dekade,” jelas Zelensky merujuk pada sindiran Trump terkait masa jabatannya yang harusnya berakhir pada Mei 2024, namun karena masih berada dalam invansi Rusia, maka berdasarkan UU Ukraina, pemilu dapat ditangguhkan
Hari ini (24/2), tepat tiga tahun invasi Rusia ke Ukraina, Zelensky dijadwalkan bertemu dengan sejumlah pemimpin Eropa untuk membahas keamanan Ukraina pasca perang serta keinginan negara tersebut bergabung dengan NATO
Terkait Donald Trump, Zelensky mengatakan bahwa ia ingin presiden AS bisa menjadi lebih dari sekedar mediator Ukraina dengan Rusia. Sementara itu, Washington menuntut akses mineral tanpa batasan waktu ke Ukraina sebagai imbalan bantuan militer mereka selama ini kepada negara tersebut
Namun, permintaan itu ditolak Zelensky dengan alasan bahwa bantuan itu bersifat hibah bukan pinjaman yang akan dibayar turun temurun oleh negaranya
sumber: BBC