London, Kamis 20 November 2025 – Keberadaan kecerdaan buatan (AI) yang semakin canggih berpotensi mengancam eksistensi perempuan di dunia kerja dibanding laki-laki

Hasil studi menunjukkan bahwa perempuan beresiko kehilangan pekerjaan akibat AI. Perempuan juga disebut memiliki kemungkinan lebih kecil 20 persen dalam menggunakan AI generatif dibanding laki-laki, menjadikannya memiliki kesempatan yang relatif lebihi kecil dalam pekerjaan yang bergantung pada AI

Studi yang dipublikasikan oleh harian The Independent itu memperingatkan jika perempuan dimungkinkan “tertinggal” oleh kemajuan teknologi, dimana pekerjaan yang didominasi kaum hawa seperti administrasi, kasir, pembukuan dan lainnya, berpotensi diganti oleh AI

Perusahaan konsultan Credera, yang melakukan penelitian itu, dalam laporannya berjudul “AI Gender Gap” mengungkap hanya 22 persen talenta AI global adalah perempuan

Founder Supermums -lembaga sosial dan perusahaan rekrutmen yang berfokus pada pelatihan dan penempatan perempuan, terutama para ibu, di dunia teknologi- Heather Black, mengatakan bahwa perempuan terutama kaum ibu, menjadi pihak yang paling menanggung konsekuensi dari adanya teknologi AI

“AI akan tetap ada terlepas kita menggunakannya atau tidak, sehingga mempelajari bagaimana cara kerjanya dan bagaimana memanfaatkanny adalah hal penting,” ujarnya