SURABAYA, 29 JUNI 2024 – Masalah organ kewanitaan jarang diperbincangkan karena masih dianggap tabu oleh sebagian masyarakat. Padahal ada banyak kasus yang dialami perempuan terkait dengan kesehatan organ intimnya.
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Kendangsari Merr, pada Bulan April lalu melakukan soft launching layanan Urogynecology center. Layanan ini merupakan yang pertama dan satu-satunya di Surabaya raya.
Direktur RSIA Kendangsari Merr dr. Dhimas Panji chondro A, MH mengatakan, layanan ini diluncurkan berawal dari perintah Kementerian Kesehatan yang menjalankan visi dari Presiden Joko Widodo bahwa seluruh masyarakat harus sehat dan produktif. Dari permintaan Presiden diterjemahkan oleh Kementerian Kesehatan dengan adanya enam pilar.
”Ranah kita di pilar kedua yaitu transformasi layanan rujukan yaitu rumah sakit mulai tipe terendah D sampai A. Di pilar kedua ada beberapa item. Salah satunya, tiap rumah sakit diminta mengembangkan layanan center of excellence atau layanan unggulan. Kita melihat apa peluang yang bisa membuat kita lebih unggul dari RS lainnya. Kami melihat yaitu keberadaan uroginekolog di Surabaya,” kata dr. Dhimas, saat pers conference Merr Moment Intima Summit, Sabtu (29/6/2024) di Platinum Hotel, Surabaya.
Di Jawa Timur hingga saat ini baru ada empat dokter spesialis uroginekologi. ”Dua di antaranya ya Prof. Eighty dan dr. Gatut ini yang ada di Surabaya dan sekitarnya,” jelas Dhimas.
Dikatakan Dhimas, kasus uroginekologi memang sudah lama ada. Tapi perkembangan ilmunya memang baru beberapa tahun terakhir. ”Di sini kita punya tanggung jawab untuk menjawab masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat,” ujarnya.
Program Urogynecologi Center ini diberi nama MUACH (Merr Urogynecology and Aesthetic Center Healthcare). MUACH ini memiliki keunggulan berupa dukungan beberapa alat berteknologi tinggi seperti Laser dan Biofeedback.
Alat ini sangat membantu pemberian layanan area kewanitaan ini menjadi lebih komprehensif dan less invasive sehingga hasil treatment akan lebih baik dan lebih terukur terukur.
Penyediaan alat canggih ini tidak lepas dari kontribusi dari mitra RSIA Kendangsari Merr yaitu Regenesis. Tentunya juga Tim Urogynekologi Surabaya, yang kedepannya akan terus saling berkolaborasi untuk memberikan layanan terbaik bagi para pasien.
Layanan Subspesialis dari kebidanan dan kandungan ini menangani berbagai masalah kewanitaan seperti Rahim turun, gangguan berkemih (beser), gangguan fungsi defekasi, gangguan fungsi seksual seperti vaginismus, estetika area intim Wanita, senam kegel serta stimulasi otot vagina dengan biofeedback.
Komisaris utama PT Merr Medika Mulia Prof. Dr. dr. Budi santoso, SpOG., Subsp.FER mengatakan, selama ini ada ungkapan bahwa kualitas hidup perempuan semakin bertambah usia akan semakin menurun. Namun dengan perawatan yang tepat, kualitas hidup perempuan justru akan tetap terjaga.
dr. Gatut Hardianto, SpOG., Subsp Urogin.RE menuturkan, ada beberapa kasus yang terkait dengan uroginekologi. Mulai dari prolabs organ panggul, kelainan genital, fistula urogenital, fistula Rektovagina, Fistula Perianal dan Ruptur Perineum.
“Paling banyak pasien yang datang dengan kondisi prolabs organ panggul. Penyakit ini memang tidak mematikan tetapi bisa menurunkan kualitas hidup,” kata dr Gatut.
Prof. Dr. dr. Eighty Mardiyan Kurniawati, SpOG., Subsp.Urogin.RE menjelaskan, terus meningkatnya angka kasus ini di antaranya didukung dengan semakin terbukanya informasi. “Sekarang karena keterbukaan informasi, di media sosial, orang tahu bahwa di RSIA Merr keluhan-keluhannya bisa ditangani, mereka akhirnya memeriksakan diri,” kata dr. Eighty.
Kasus terbanyak yang dihadapi adalah Prolabs dasar panggul (POP). Ia menuturkan, POP selama ini sering diremehkan dan dianggap bukan penyakit. Hal ini menyebabkan kondisi pasien semakin parah.
POP sendiri adalah penonjolan organ panggul ke dalam hingga keluar vagina. POP terjadi karena penyokong organ panggul melemah.
Ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan POP. Pertama yaitu usia, terutama yang sudah menopause. Kemudian persalinan dan kehamilan. ”Terutama pada persalinan pervaginam, jumlah persalinan, tindakan dalam persalinan yaitu FE dan vakum, proses persalinan yang lama dan bayi besar,” tuturnya.
Faktor risiko lainnya yaitu obesitas, batuk kronis dan konstipasi, rokok, alkohol serta faktor genetik.