Dasaplast awalnya hanya memproduksi karung goni pada 1965 untuk memenuhi kebutuhan kantong
gula dan beras. Pada 1992 mencatat masa keemasan yakni mampu memproduksi 9.000 lembar karung
goni per hari. Kemudian pada 2004 berkembang menjadi pabrik karung moderen berbahan plastik dengan tetap bermarkas di Jepara, Jawa Tengah. Kemudian ekspansi pabrik di Tulangan – Sidoarjo, Jawa Timur, khususnya untuk produk-produk aneka kemasan modern, atau flexible packaging yang terdiri dari standing pouch, two/three side seal bag, lid cup, center seal bag, dan flexible packaging in roll.
“Produksi Dasaplast mengedepankan standar kemasan secara ketat via Departemen Quality Control,
mulai dari kualitas bahan baku (melt flow), benang (tensile strength), anyaman, printing, sampai dengan
pengemasan. Kami konsisten meningkatkan kualitas produk sebagai bentuk layanan kepada konsumen,”
kata Tunjung Ari W, Manager Pemasaran dan Logistik PT Dasaplast. Dasaplast mempunyai Code of
Conduct yang mengatur soal relasi dengan pelanggan sebagai benchmarking kualitas layanan. Selain pasar domestik, produk Dasaplast telah berhasil di ekspor ke Eropa, Jepang, Australia, Amerika Serikat, Pakistan dan beberapa negara lain. Di pasar lokal, Dasaplast memenuhi kebutuhan aneka karung plastk dari Perkebunan Nusantara Group, Perum Bulog, PT Pupuk Kujang, PT Petrokimia Gresik, produsen gula rafinasi, PT Mitratani Dua Tujuh, dan banyak lainnnya.
Salah satu pelanggan setianya adalah PT Unichem Candi Indonesia, pabrik pengolahan garam yang berbasis di Sidoarjo, Jawa Timur. Seluruh kebutuhan karungnya – terutama kapasitas 25 kg dan 50 kg dipesan dari Dasaplast. “Harga karung dari Dasaplast sangat kompetitif, pelayanan cepat, responsif, dan barangnya sesuai standar. Dasaplast bisa melayani kebutuhan kami,” kata Mico Budi Santoso, Departemen Purchasing PT Unichem Candi Indonesia.
Pengakuan serupa juga disampaikan oleh Antoni Halim Gunawan, Direktur Sales dan Marketing PT Surya
Inti Aneka Pangan. “Saya generasi ketiga dari usaha keluarga. Untuk kebutuhan karung, saya hanya melanjutkan saja pembelian dari Dasaplast. Sebab harganya masuk, pengiriman tepat waktu, pelayanan cepat dan ramah. Jika ada perubahan desain, mereka responsif dan komunikatif,” kata Antoni. Dasaplast juga melakukan diversifikasi produk berupa polibag dan alas cor beton plastik. Polibag yang dikembangkan berbahan innerbag LLDPE (Low Level Density Polyethylene) sehingga lebih lentur dan
aman.
Kapasitas produksinya mencapai 1.200 ton/tahun. Selain melayani pasar umum, Dasaplast telah dapat captive market pemesanan dari Perkebunan Nusantara Gorup sebanyak 400 ton/tahun – untuk tahapan tanaman kelapa sawit, mulai dari tanaman bibit awal (Pre-Nursery) hingga Main-Nursery.
Selain itu Dasaplast kini tengah melakukan banyak uji coba pengembangan produksi alas cor beton berbahan plastik. Manajemen Dasaplas optimistis ke depan akan menjadi salah satu produsen alas cor beton berbahan plastik, terlebih pasar dari produk ini terbuka luas.
Unit mesinnya sudah dimiliki, bahan baku (bijih plastik) juga sudah diakses. Tinggal pengembangan uji coba dan kontrak pasar dari user. Dasaplast merupakan salah satu pabrik kemasan yang bisa dikatakan zero waste. Sebab seluruh hasil samping dan sisa bahan bijih plastik (limbah) diolah kembali menjadi produk spesifik yang memiliki nilai jual dan banyak diminati. Artinya proses produksi Dasaplast sudah sustainable recycling.
Produk berbahan limbah ini disebut “Karung Pelangi” yang sangat dibutuhkan oleh petani. Bila dibandingkan dengan karung sekali pakai, kualitas Karung Pelangi masih lebih baik. Sebab jenis karung berbahan limbah ini sejatinya juga terbuat dari bijih plastik murni, sehingga lebih kuat dan bisa dipakai berkali-kali. Sebagai sebuah perusahaan, Dasaplast aktif melaksanakan CSR, baik itu digelar secara mandiri maupun bekerjasama dengan Pemda, pemerintah desa, maupun kecamatan. Selain yang bersifat sosial dan keagamaan –termasuk pendidikan dan sedekah bumi, biasanya Pemdes meminta bantuan ke Dasaplast berupa karung untuk disusun berisi pasir sebagai bendungan banjir