Surakarta – Gelaran Piala Dunia U-17 menjadikan Stadion Manahan di Kota Solo, Jawa Tengah sebagai magnet pariwisata olahraga berskala internasional di masa mendatang.
Demikian dikatakan Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kota Solo Retno Wulandari saat ditemui Selasa (28/11/2023).
Keyakinan Retno karena tingkat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Kota Batik tersebut terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, sejak Januari hingga akhir November 2023 sebanyak 18.000 wisatawan mengunjungi Kota Solo.
“Kita mengambil data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dari periode Januari hingga bulan berjalan, jumlah wisman meningkat. Gelaran Piala Dunia di Stadion Manahan dimana hal tersebut adalah untuk pertama kalinya, akan jadi magnet di masa datang,” katanya.
Maka itu diharapkan pihak terkait bisa menguatkan citra Kota Solo sebagai situs pariwisata olahraga berskala internasional. “Stadion Manahan Kota Solo dapat dijadikan situs wisata olahraga andalan,” kata Retno.
Di Stadion Manahan pengunjung bisa menikmati arsitektur kemegahan stadion. Apalagi stadion ini jadi salah satu yang tertua di Indonesia.
Senada dengan Retno, dari tempat terpisah, Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan Stadion Manahan Ginda Ferachtriawan menyatakan kelayakan Manahan untuk dijadikan kawasan wisata olahraga. Apalagi Stadion Manahan telah dibangun berdasarkan rekomendasi organisasi internasional sepak bola FIFA. Infrastruktur itu didesain untuk memudahkan mobilitas keluar dan masuk stadion.
Saat ini di Stadion Manahan telah terbangun 25 pintu keluar, dari semula lima laju pintu keluar. Sehingga, efektivitas waktu saat mobilitas penonton tinggi bisa terjamin. Hanya butuh waktu sekitar 15 menit.
“Andaikata, ada keadaan darurat, maka pengunjung bisa keluar dalam waktu 15 menit,” ujar Ginda.
Dari sisi rumput Stadion Manahan, Kepala Bidang Olahraga Pendidikan dan Sarana Prasarana Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Solo Aloysius Satmaka Nugraha menambahkan bahwa rumput yang digunakan berstandar FIFA.
Rumput dirawat secara intensif. Setiap pertandingan selesai digelar, rumput akan langsung dilipat dengan rapi.
Perawatan rumput juga dijaga guna memastikan kondisi rumput tumbuh subur dan segar dengan diberi pupuk. Setelah proses itu, ketika akan digunakan akan kembali digelar secara hati-hati dalam rangka menjaga kualitas rumput. “Akan digulung setiap pertandingan agar menjaga kualitas rumput,” kata Satmaka.
Tampilan estetik dari Stadion Manahan juga menjadi elemen yang dijaga oleh Pemerintah Kota Solo. Setiap sudut stadion dipastikan tetap terawat dengan baik. “Estetika Stadion pun menjadi pertimbangan kami, saat gelaran Piala Dunia U-17 berlangsung,” imbuhnya.