
New Delhi, 06 Februari 2025-Asian News International (ANI), salah satu kantor berita terbesar di India, menggugat OpenAI senilai $230.000 atas penggunaan konten miliknya secara ilegal
Gugatan yang telah diajukan pada November tahun lalu itu merupakan yang pertama bagi India untuk kasus jenis tersebut. Namun tuduhan itu telah dibantah oleh OpenAI dengan mengatakan bahwa perusahaan menggunakan data yang tersedia untuk publik yang sejalan dengan preseden hukum yang diterima secara luas
Kasus ini mencuat bersamaan dengan kunjungan bos OpenAI, Sam Altman, ke India. Pada Rabu kemarin (5/2), Altman bertemu menteri TI India, Ashwini Vaishnaw, untuk membahas rencana India terkait ekosistem kecerdasan buatan (AI) berbiaya murah
Sebelumnya, di tahun 2023, Altman pernah menyebut India sebagai pasar AI yang sangat penting dan potensial bagi perusahaanya, dalam suatu wawancara dengan media lokal negara tersebut. Menurut sebuah survei, pengguna ChatGPT-AI milik OpenAI- di India sangat besar
Sementara itu, ANI dalam gugatannya juga meminta pengadilan melarang OpenAI untuk menyimpan dan menggunakan karyanya. Dalam bantahannya, OpenAI mengatakan bahwa tuduhan itu tidak berdasar karena perusahaan dan server mereka tidak berlokasi di India dan chatbotnya belum dilatih di sana
Selain ANI, kantor berita India lainnya, yaitu Digital News publishers Asscociation (DNPA) dan Federasi Penerbit India juga mengajukan gugatan serupa. Namun menurut keterangan pengadilan, pihaknya belum menerima pengajuan gugatan dari dua asosiasi itu
Dalam keterangannya, OpenAI menegaskan pendapatnya bahwa chatbot bukanlah pengganti langganan berita dan tidak digunakan untuk tujuan tersebut, serta minta pengadilan untuk tidak menerima gugatan terkait hal itu
Mereka juga mengungkapkan bahwa OpenAI terlibat aktif dalam kemitraan dan percakapan yang konstruktif dengan organisasi berita di seluruh dunia, termasuk India, untuk bekerja secara kolaboratif
sumber: BBC