kronikberita.com

Penting dan Mendalam

Berita

Mengolah Limbah Ampas Tebu Menjadi Pupuk Hayati Kombinasi dengan Kotoran Ternak

Ampas Tebu di Pabrik Gula PTPN X

Ampas tebu yang menggunung serta kebiasan membakar limbah dari penggilingan tebu mendorong peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Jambi untuk mendampingi petani agar memanfaatkan limbah tebu tersebut.

Melalui kegiatan Paket Teknologi Budidaya dan Pengolahan Tebu (Penggunaan Pupuk Kompos Limbah Tebu) Jon Hendri dan Ratna Rubiana melaksanakan kegiatan praktik pengomposan pada 25 – 28 Februari 2020 di Desa Sungai Asam, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci.

“Ketika membakar sisa-sisa tanaman, sebenarnya unsur hara yang dikandung bahan organik tersebut terbuang sia-sia. Padahal, bahan organik memiliki manfaat untuk memudahkan bagi zat-zat penggembur (wetter) terserap ke dalam lapisan tanah yang keras sekalipun,” jelas Ratna Rubiana saat membuka praktik pengomposan dengan petani anggota KT. Sumber Makmur.

Bahan utama praktik pengomposal adalah ampas tebu, kotoran sapi dengan perbandingan 3:1, sekam padi, serta bahan biokomposer EM4 dikombinasikan dengan Trichoderma. Pengomposan dilakukan di empat bak pengomposan dekat kandang sapi yang berukuran 1,5 m x 3 m x 90 cm. Sebanyak 10 orang anggota Kelompok Tani Sumber Makmur dengan semangat mengikuti arahan teknis pembuatan kompos.

“Lakukan berlapis-lapis sesuai dengan kondisi ruangan, lalu tutup lapisan atas dengan menggunakan terpal. Selanjutnya Bapak-bapak secara rutin lakukan pemeriksaan kelembaban serta suhu dan mengaturnya dengan cara menyiramkan air dan jangan lupa untuk membalik tumpukan setiap minggu selama 1,5 bulan, hingga ampas tebu berubah warna menjadi cokelat tua atau hitam, pupuk siap untuk digunakan,” jelas Jon Hendri.

Pengomposan sisa-sisa hasil panen ini dan komposnya dikembalikan ke tanah akan meningkatkan bahan organik tanah dan sekaligus mengembalikan sebagian unsur-unsur hara (makro-mikro) yang terkandung dalam sisa hasil panen tersebut. Dengan praktek tersebut, maka penggunaan pupuk buatan dapat dihemat.

Tidak hanya petani tebu di Sungai Asam yang tertarik untuk membuat kompos dari ampas tebu, tetapi juga petani tebu di Sungai Bermas. Sehingga untuk selanjutnya kegiatan praktik membuat kompos akan dilakukan di Sungai Bermas. (Sumber BPTP Jambi)