
Beijing, Selasa 18 November 2025 – Sektor penerbangan dan pariwisata antara China dan Jepang dilanda kekacauan besar menyusul saran dari Beijing agar warganya menghindari perjalanan ke Jepang di tengah meningkatnya perselisihan diplomatik.
Menurut data yang diungkap oleh analis penerbangan independen veteran, Li Hanming, sekitar 491.000 tiket penerbangan China ke Jepang telah dibatalkan sejak Sabtu (15 November). Jumlah ini setara dengan sekitar 32 persen dari total pemesanan maskapai China ke destinasi tersebut.
Persentase pembatalan meningkat tajam pada hari-hari berikutnya, mencapai 82,14 persen pada hari Minggu dan 75,6 persen pada hari Senin (17/11)
“Pembatalan tiket pesawat (pada hari Minggu) mencapai 27 kali lipat dari pemesanan baru, yang menunjukkan bahwa faktor keselamatan menjadi faktor dominan dalam perjalanan,” ujar Li Hanming. Ia menambahkan bahwa tingkat pembatalan sebesar ini belum pernah terjadi sejak lonjakan kasus COVID-19 di awal tahun 2020
Pemicu Ketegangan: Pernyataan Selat Taiwan
Lonjakan pembatalan terjadi setelah ketegangan China-Jepang meningkat. Pemicunya adalah pernyataan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi pada 7 November yang mengisyaratkan kemungkinan pengerahan pasukan militer Tokyo jika terjadi konflik di Selat Taiwan
Menanggapi hal itu, PLA Daily, corong resmi Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), memperingatkan pada hari Minggu bahwa Jepang berisiko mengubah seluruh negara menjadi medan perang jika melakukan intervensi militer di Selat Taiwan
Dampak Finansial Besar bagi Maskapai China
Rute penerbangan Shanghai-Tokyo dan Shanghai-Osaka dilaporkan paling parah terkena dampak pembatalan. Analis Li Hanming memperkirakan total kerugian dari tiket yang dikembalikan, di mana 70 persen di antaranya adalah tiket pulang pergi, dapat mencapai miliaran yuan
Analis senior OAG, John Grant, mengatakan bahwa maskapai penerbangan China kemungkinan akan terpukul lebih keras dibandingkan dengan maskapai Jepang. “Pasar China-Jepang didominasi oleh maskapai penerbangan yang berbasis di China, dengan lima maskapai penerbangan teratas semuanya berbasis di China,” jelas Grant.
Tiga maskapai penerbangan negara terbesar-Air China, China Southern, dan China Eastern-bersama empat maskapai lainnya telah mengeluarkan pernyataan pada hari Sabtu yang menawarkan pengembalian uang penuh atau perubahan rencana perjalanan gratis untuk penerbangan yang dipesan hingga 31 Desember
Jepang Kehilangan Sumber Wisatawan Utama
China adalah sumber utama wisatawan masuk ke Jepang. Dalam sembilan bulan pertama tahun ini, sekitar 7,49 juta orang China mengunjungi Jepang. Pembatalan ini, yang dikatakan terkonsentrasi pada pemesanan hingga Januari, akan memberikan pukulan signifikan pada industri pariwisata Jepang
Grant memperkirakan, meskipun terjadi gangguan, krisis ini mungkin berjangka pendek jika Jepang berupaya menenangkan sentimen China
sumber: South China Morning via Channel News Asia




