Enam motif batik khas Kota Surabaya bakal diikutkan event International Modest Fashion Festival (IN2MF) di Jakarta. Rini Indriyani Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Surabaya mengatakan, enam motif batik itu ditampilkan dalam 11 desain karya desainer asal Surabaya.
“Ini salah satu upaya kami bagaimana batik Surabaya bisa go internasional. Karena acara IN2MF ini skalanya bukan lagi nasional tapi internasional. Mudah-mudahan melalui acara ini bisa mengangkat produk UMKM khususnya batik menjadi lebih dikenal,” kata Rini, Kamis (26/10/2023).
Menurutnya, ini pertama kali batik khas Surabaya ikut ajang internasional.
“Ini bukan pertama kali kami mengikuti runway, tapi sudah ada beberapa yang sudah kami lakukan. Cuma mungkin yang skala nasional dan internasional baru pertama kali ini dilakukan,” jelasnya.
Rini berharap, kesempatan ini jadi pembuka untuk mempromosikan batik Surabaya ke dunia.
Dia berharap supaya jadi awalan yang baik. Sehingga ke depannya, bisa mempromosikan di event-event nasional dan internasional untuk batik Kota Surabaya.
Rini merinci, enam batik Surabaya yang diikutsertakan dalam IN2MF yakni, Remo Suroboyoan, Sparkling, Batik Abhi Boyo, Gembili Wonokromo, Kembang Bungur dan Kintir-kintiran. Ia berharap, produk UMKM batik Surabaya bisa naik kelas.
“Mohon doanya agar nanti event ini bisa berjalan dengan lancar dan tentunya bagaimana batik khas Surabaya bisa dikenal di kancah nasional maupun internasional,” tambahnya.
Pada kesempatan itu, Gita Orlin desainer yang membawa batik Surabaya menjelaskan, tema busananya berjudul “Perayaan Busana dengan Budaya”.
“Dalam event kali ini saya berkolaborasi bersama Pemkot Surabaya, khususnya Dekranasda Surabaya untuk mengangkat batik khas Surabaya,” kata Gita Orlin.
Sementara Dewi Soeriyawati Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya menyebutkan, batik khas Surabaya punya peminat sangat tinggi.
“Pemesanan sampai dibatasi, karena banyak juga batik Surabaya yang dibeli untuk oleh-oleh,” ujar Dewi.
Sebagai informasi, pembelian batik menempati urutan kedua dibandingkan oleh-oleh makanan khas Surabaya.
“Beberapa kali di SKG itu mereka pesan untuk oleh-oleh. Jadi selain makanan, batik itu juga seringkali dibeli, bahkan hotel-hotel pun juga pesan di SKG,” ungkap Dewi.