
KENDARI, 20 NOVEMBER 2025 — Misi Dagang dan Investasi Jawa Timur–Sulawesi Tenggara kembali mencatat capaian besar. Dalam gelaran yang berlangsung di Kendari, Rabu (19/11/2025), total transaksi yang tercatat mencapai Rp1,048 triliun.
Angka ini melambung hampir tujuh kali lipat dibandingkan capaian tahun 2022 yang berada di kisaran Rp132,55 miliar.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut bahwa lonjakan transaksi tersebut menegaskan kuatnya hubungan perdagangan antara Jatim dan Sultra, sekaligus menunjukkan besarnya potensi pasar dalam negeri.
Ia menuturkan bahwa misi dagang selama ini efektif mempertemukan pelaku usaha dari dua wilayah sehingga rantai perdagangan domestik semakin efisien.
“Alhamdulillah, nilainya menembus lebih dari Rp1 triliun. Ini adalah bukti bahwa produk Jatim punya pasar dan akan berkontribusi pada substitusi impor,” kata Khofifah.
Dari total transaksi yang tercatat, Rp663,9 miliar di antaranya berasal dari pembelian berbagai produk asal Jawa Timur oleh mitra usaha di Sulawesi Tenggara.
Produk yang paling diminati antara lain kopi arabika, aneka daging dan hasil olahan peternakan, gula merah tebu, susu sapi, ayam, pakan ternak, hingga mesin pengolahan kelapa dan produk ikan olahan. Makanan ringan, garam, serta peralatan peternakan juga ikut mencatat permintaan tinggi.
Sementara itu, Jawa Timur membeli komoditas unggulan asal Sultra senilai Rp384,6 miliar. Komoditas tersebut meliputi arang batok, kelapa bulat, ikan tuna dan cakalang beku, rumput laut, berbagai jenis rempah, serta komoditas pangan seperti jagung, teh, hingga ubi kayu.
Khofifah menambahkan, misi dagang menjadi bagian dari upaya menjaga pertumbuhan ekonomi. Jawa Timur sendiri membukukan pertumbuhan 5,22 persen pada Triwulan III-2025, melampaui rata-rata nasional. Jatim juga mencatat surplus perdagangan domestik terbesar secara nasional.
Sejumlah transaksi bernilai besar ikut ditandatangani dalam kegiatan tersebut. Asosiasi Pelaku Usaha Peternakan Jatim menjadi yang terbesar dengan komitmen sekitar Rp406,8 miliar per tahun.
Komitmen lain datang dari Alam Berkah Sidoarjo dengan pembelian cengkeh senilai Rp158,4 miliar, Poktan Tunas Harapan yang menyepakati penjualan gula merah senilai Rp90 miliar, serta CV Rum Seafood yang mencatat transaksi ikan olahan dan beku mencapai Rp137 miliar.
Transaksi lain ikut memperkuat kerja sama, seperti pembelian arang dan kelapa oleh CV Satria Abdi Buana senilai Rp43,6 miliar, transaksi kopi arabika dari CV Abisatya Diwangkara senilai Rp37,5 miliar, hingga pembelian ikan beku oleh PT Sinar Bahari Indonesia.
Selain transaksi komersial, kegiatan ini menghasilkan penandatanganan kerja sama antarlembaga di kedua provinsi, termasuk bidang perkebunan, peternakan, perbankan, hingga asosiasi pengusaha.
Gubernur Sulawesi Tenggara Andi Sumangerukka menyambut baik penguatan kerja sama tersebut dan menyatakan kesiapan untuk memperluas kolaborasi.
“Yang kita butuhkan bukan persaingan, tetapi kolaborasi. Dalam waktu dekat kami akan berkunjung ke Jawa Timur untuk menindaklanjuti kerja sama ini,” ujar Andi.




