Jakarta – PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) atau BNI ikut aktif bersama pemerintah untuk mendorong transisi menuju ekonomi hijau. Hal ini merupakan langkah serius guna mencegah dan meminimalisir dampak perubahan iklim.
Keseriusan BNI untuk mendukung pertumbuhan ekonomi hijau turut dibahas dalam forum BNI Investor Daily Summit (IDS) 2023. Melalui sesi diskusi bertemakan Economic Growth through Green Investments, BNI memberikan pembuktian bagaimana lembaga keuangan bisa memberikan skema yang kompetitif agar bisa mendorong percepatan ekonomi hijau.
Direktur Risk Management BNI, David Pirzada memandang bahwa pengembangan ekonomi hijau di Tanah Air sangat prospektif ke depannya. Tidak hanya membuat ekonomi lebih berkelanjutan, tetapi juga positif dalam mendukung pengembangan ekonomi bisnis Indonesia.
Sebagai gambaran, sampai saat ini kebutuhan pembiayaan hijau di Indonesia sebesar Rp 4.002 triliun yang tersebar di beberapa sektor yaitu FOLU (forest and other land uses), pertanian, IPPU (industrial process and production use), energi, transportasi, serta waste.
“Jadi memang green financing ini sebetulnya potensinya masih banyak sekali dan BNI pun sebetulnya terus mencari cara untuk kita meningkatkan green financing kita,” kata David dalam forum BNI Investor Daily Summit 2023 di Hutan Kota by Plataran, Senayan, Jakarta, Rabu (25/10/2023).
David juga mengatakan, BNI telah menerbitkan obligasi berwawasan lingkungan (green bond) senilai maksimal Rp 5 triliun. Adapun portofolio hijau BNI disalurkan ke beberapa sektor antara lain, yakni sustainable transportation, green building, renewable energy, waste to energy and waste management, serta sustainable natural resources.