
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Ibrahim (dua dari kiri)
SURABAYA, 20 NOVEMBER 2025 — Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Ibrahim memaparkan, ekonomi Jawa Timur pada Triwulan III 2025 tumbuh 5,22 persen (yoy), relatif stabil dibanding capaian triwulan sebelumnya yang berada pada level 5,23 persen (yoy).
Ibrahim menjelaskan bahwa dari sisi permintaan, pertumbuhan tersebut terutama ditopang oleh meningkatnya konsumsi rumah tangga dan investasi. Sementara dari sisi penawaran, akselerasi tertinggi terjadi pada sektor konstruksi dan pertanian, yang disertai penguatan pada sektor jasa pendidikan serta informasi dan komunikasi (infokom).
Menurutnya, capaian ini mencerminkan ketahanan ekonomi Jawa Timur di tengah dinamika ekonomi nasional dan global.
Dari sisi inflasi, Ibrahim menyebutkan bahwa inflasi Jawa Timur pada Oktober 2025 tercatat 2,69 persen (yoy), masih berada dalam rentang sasaran nasional 2,5 ± 1 persen. Ia menjelaskan bahwa kenaikan harga pada bulan tersebut terutama dipicu oleh emas perhiasan serta beberapa komoditas pangan seperti beras, daging ayam ras, telur ayam ras, dan bawang merah.
“Meski demikian, stabilitas harga secara umum masih terjaga dan tidak mengganggu aktivitas perekonomian,” ujarnya dalam acara Temu Media yang digelar bersama sejumlah lembaga keuangan daerah.
Ibrahim juga mengingatkan bahwa berdasarkan pola historis 2019–2024, sejumlah komoditas pangan serta tarif angkutan udara kerap menjadi pemicu inflasi menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional Natal dan Tahun Baru. Karena itu, BI menilai perlunya langkah antisipatif agar tekanan inflasi musiman dapat dikendalikan sejak dini.
Selain itu, Ibrahim menegaskan bahwa Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) dan sistem pembayaran di Jawa Timur hingga saat ini berada dalam kondisi kondusif. Ia menuturkan bahwa stabilitas tersebut menjadi fondasi penting bagi percepatan pertumbuhan ekonomi daerah dan penguatan daya saing Jawa Timur.



