kronikberita.com

Penting dan Mendalam

Berita Sosial

Beban Kerja Jadi Alasan Utama Pria Jepang Enggan Ambil Cuti Ayah

Tokyo, 27 Oktober 2024 – Meskipun pemerintah Jepang mendorong para ayah untuk mengambil cuti, namun banyak yang masih ragu.

Sebuah survei terbaru menunjukkan bahwa sekitar 40% pria Jepang merasa canggung saat kembali bekerja setelah cuti ayah

Dilansir dari Japan Today, survey yang dilakukan secara daring pada tanggal 4 dan 5 Spetember oleh Meiji Yassuda Life Insurance Co itu, dilakukan terhadap 550 pria pekerja yang sudah menikah dan mempunyai anak usia maksimal umur 6 tahun

Hasil survey menunjukkan 33,4 persen pria akan mengambil cuti ayah selama 42 hari. Dari para ayah yang mengambil cuti tersebut, 23,9 persen merasa sedikit canggung saat kembali aktif di kantor, 16 persen merasa canggung, dan sisanya merasa sangat canggung

Saat survey menanyakan langkah apa yang harus dilakukan agar tidak canggung saat kembali bekerja setelah cuti ayah, 24,7 persen responden mengatakan perusahaan harus mempekerjakan orang lain untuk menggantikan mereka, sementara 23,4 persen mengatakan harus ada tunjangan bagi rekan yang menggantikan serta menjadikan cuti ayah sebagai kewajiban

Dari hasil survey juga diiketahui jika karyawan perusahaan besar, lebih banyak memanfaatkan cuti ayah dibanding karyawan di perusahaan kecil menengah

Menurut Yuichi Kodama, Kepala Ekonom Meiji Yassuda Life Insurance Co, dampak cuti ayah di perusahaan kecil jauh lebihi besar dibanding perusahaan besar sehingga perlu campur tangan pemerintah dengan melibatkan swasta untuk mereformasi budaya tempat kerja dan gaya kerja

Jepang telah memberlakukan cuti ayah sejak beberapa tahun lalu. Tujuan utama dari kebijakan ini salah satunya adalah meningkatkan angka kelahiran, dimana dengan dukungan yang baik bagi keluarga khususnya para ayah, diharapkan dapat meningkatkan minat warga Jepang untuk menikah dan mempunyai anak.

Karena dengan mendorong pasangan muda mempunyai anak maka angka kelahiran dapat ditingkatkan ditengah krisis demografi yang melanda negara tersebut.