
Situbondo, 4 Maret 2025 – Tim survei dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur dan Yayasan SINTAS Indonesia terus menelusuri jejak Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) di kawasan Bentang Alam Raung-Ijen. Melalui Java-wide Leopard Survey (JWLS), mereka memasang 80 kamera pengintai di 40 titik pemantauan sejak Oktober hingga pertengahan November 2024 untuk mendokumentasikan keberadaan kucing besar terakhir di Pulau Jawa ini.
Hasil sementara menunjukkan adanya 126 tanda keberadaan satwa liar, termasuk lima sampel feses yang diduga milik macan tutul jawa. Sampel tersebut kini dalam proses analisis genetik di laboratorium Fakultas Kehutanan UGM guna mengungkap lebih lanjut kondisi populasi spesies ini. “Temuan ini memberikan harapan sekaligus tantangan besar bagi konservasi Macan Tutul Jawa. Gangguan terhadap habitatnya masih terus terjadi dan mengancam kelangsungan hidup mereka,” ujar Ummi Farikhah, Koordinator Lapangan, Selasa (4/3/2025).
Survei yang berlangsung hingga Februari 2025 ini diharapkan mampu memberikan gambaran lebih utuh tentang pola pergerakan serta preferensi habitat Macan Tutul Jawa di kawasan Raung-Ijen. Selain itu, temuan ini juga dapat menjadi dasar kebijakan konservasi lebih lanjut demi menjaga kelangsungan ekosistem yang saling terhubung.
BBKSDA Jatim dan mitra berharap hasil survei ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat serta memperkuat perlindungan bagi satwa liar yang semakin terdesak oleh perubahan lingkungan dan aktivitas manusia.