
Tboung Khmum, 20 Februari 2025- Ketakutan menjadi korban ranjau darat melanda sejumlah warga di beberapa desa di negara Kamboja.
Seperti yang dialami bocah laki-laki berusia sebelas tahun yang menjadi korban ranjau darat saat dirinya sedang menggembalakan sapinya keluar desa di provinsi Tboung Khmum, dan menemukan logam di bawah pohon karet pada 5 Februari lalu, yang menyebabkan dirinya harus rawat inap di rumah sakit karena menderita cedera di dahi, kaki dan bagian tubuhnya yang lain
“Saya pikir itu hanya sepotong logam. Saya lempar, lalu meledak menjadi bola api,” kata bocah bernama Yeat Saly sambil menunjukkan luka di dahinya karena terkena pecahan peluru
Sebagai informasi, Kamboja mempunyai banyak ladang ranjau akibat sejumlah konflik beberapa dekade silam seperti ‘Perang Saudara’ (1970-1975), ‘Rezim Khmer Merah’ (1975-1979), dan ‘Perang Perbatasan dengan Vietnam’ (1977-1989)
Kebijakan presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk membekukan hampir semua bantuan ke berbagai lembaga dalam dan luar negeri, telah mengakibatkan sejumlah proyek jangka panjang termasuk membersihkan sisa ranjau menjadi terhenti
Amerika Serikat (AS) sendiri telah mulai memberikan bantuan dana untuk pembersihan ladang ranjau di Kamboja sejak tahun 1993. Negara tersebut telah menginvestasikan lebih dari 65,5 triliun rupiah (4,2 miliar dolar AS) di seluruh dunia untuk penghancuran persenjataan konvensional, termasuk pembersihan ranjau darat yang aman. Lebih dari 11,5 triliun rupiah (738 juta dolar AS) dari jumlah tersebut telah digunakan khusus untuk pembersihan ranjau darat di berbagai negara, termasuk Kamboja
Petugas penjinak ranjau di Kamboja Timur telah berhenti beroperasi meski permintaan meningkat. “Kami khawatir ketika penduduk desa masuk hutan, menggali tanah untuk bercocok tanam, mereka mungkin memicu ledakan atau anak-anak mungkin bermain dnegan mereka saat mereka menggembalakan sapi,” katanya
Sementara itu China, yang merupakan sekutu dekat Kamboja, menawarkan bantuan $4,4 juta untuk pembersihan ranjau di Kamboja, beberapa hari setelah pembekuan dana federal diumumkan oleh Trump
sumber: The Straits Times