
Washington DC, Sabtu 15 November 2025 – Ketegangan antara Amerika Serikat dan China memanas lagi setelah Washington menuduh raksasa e-commerce China, Alibaba, telah menyediakan dukungan teknologi untuk operasi militer China yang menargetkan Amerika Serikat
Tuduhan ini diungkapkan oleh Financial Times pada hari Jumat (14/11), mengutip memo keamanan nasional Gedung Putih
Memo tersebut, yang mencakup intelijen rahasia yang telah dideklasifikasi, merinci bagaimana kelompok China diduga memasok Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) dengan kapabilitas yang diyakini Gedung Putih dapat mengancam keamanan AS
Laporan tersebut tidak merinci jenis kemampuan atau operasi militer spesifik apa yang terlibat, atau tindakan balasan yang mungkin sedang dipertimbangkan oleh AS. Menyusul berita ini, saham Alibaba yang diperdagangkan di AS langsung anjlok sebesar 4,2 persen
Pihak Alibaba dengan cepat membantah keras tuduhan tersebut. “Pernyataan dan sindiran dalam artikel tersebut sepenuhnya salah,” kata Alibaba dalam sebuah pernyataan
Pihak perusahaan juga mempertanyakan motivasi di balik kebocoran anonim tersebut, menudingnya sebagai “operasi humas jahat” yang bertujuan merusak kesepakatan dagang Presiden Trump baru-baru ini dengan China
Sementara itu, Kedutaan Besar China di Washington juga membantah laporan tersebut, menegaskan bahwa China menentang dan menindak semua bentuk serangan siber sesuai dengan hukum
“Tanpa bukti yang valid, AS langsung mengambil kesimpulan yang tidak berdasar dan membuat tuduhan yang tidak berdasar terhadap China. Tindakan ini sangat tidak bertanggung jawab,” ujar juru bicara kedutaan, Liu Pengyu. Gedung Putih sendiri menolak memberikan komentar mengenai laporan ini
sumber: Reuters via Channel News Asia


