
London, 13 Oktober 2025 – Dua perusahaan teknologi raksasa, Microsoft dan Anthropic, resmi merekrut seorang politisi Inggris, Rishi Sunak, sebagai penasehat paruh waktu
Penunjukan Sunak yang merupakan mantan Perdana Menteri (PM) Inggris itu, bertujuan untuk memperkuat tim strategi dan kebijakan internal dua perusahaan tersebut, terutama dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI) dan regulasi global
Meski direkrut oleh dua perusahaan yang sama-sama bergerak di bidang teknologi, namun masing-masing memberikan peran dan tugas yang berbeda untuk Sunak
Di Microsoft, Sunak disebut akan memberikan pandangan strategis tingkat tinggi terkait tren geopolitik. Sementara di Anthropic, perannya seperti think tank internal yaitu membantu merancang ide dengan riset dan pemikiran yang matang
Anhtropic sendiri merupakan perusahaan rintisan (startup) AI asal Amerika Serikat yang didirikan pada tahun 2021 oleh dua bersaudara Dario Amodei dan Daniela Amodei, yang merupakan mantan VP of Research dan VP of Safety & Policy dari OpenAI
Penunjukan Sunak yang saat ini merupakan Senator aktif dari Richmond dan Northallerton, tidak begitu saja bebas tanpa pengawasan dari pemerintah Inggris. Komite Penasihat tentang Penunjukan Bisnis negara tersebut, ACOBA (Advisory Committee on Business Appointments), melarang Sunak melobi pemerintah Inggris atau terlibat dalam kontrak yang berkaitan dengan kedua perusahaan
Pelarangan itu bertujuan untuk mencegah terjadinya konflik kepentingan, mengingat Microsoft mempunyai investasi besar di Inggris, sementara Anthropic punya kepentingan signifikan dengan kebijakan pemerintah
Sebagai informasi, Rishi Sunak adalah seorang politisi Inggris dari Partai Konservatif yang lahir pada 12 Mei 1980 di Southampton, Inggris
Sebelum terjun ke politik, Sunak memiliki karier yang sukses di bidang keuangan dan bisnis, termasuk bekerja di Goldman Sachs dan menjadi mitra di dua perusahaan hedge fund. Ia terpilih sebagai Anggota Parlemen (MP) untuk Richmond (Yorks)/Richmond dan Northallerton sejak tahun 2015
Dalam karier politiknya, Sunak adalah pendukung utama Brexit dalam referendum 2016. Ia kemudian menjabat sebagai Menteri Keuangan (Chancellor of the Exchequer) dari tahun 2020 hingga 2022, di mana ia menghadapi tantangan ekonomi besar selama pandemi COVID-19
Puncak kariernya adalah ketika ia menjabat sebagai PM Inggris dari Oktober 2022 hingga Juli 2024, menjadikannya Perdana Menteri pertama dari kelompok etnis minoritas dan yang termuda dalam lebih dari dua abad. Setelah partainya kalah dalam pemilu 2024, ia menjadi Pemimpin Oposisi dari Juli hingga November 2024
Ia memiliki latar belakang yang kuat di dunia bisnis dan investasi yang melibatkan perusahaan-perusahaan teknologi dari Silicon Valley hingga Bangalore
Setelah tidak menjabat sebagai Perdana Menteri, di samping perannya di Blavatnik School di Oxford University, Sunak juga bekerja di Hoover Institution di Universitas Stanfordpada sebagai William C. Edwards distinguished visiting fellow yang fokus pada bidang yang terkait dengan teknologi dan tantangan keamanan global. Ia juga sering disebut memiliki kecintaan pada Star Wars